KOMPAS.com - Smartphone unggulan Samsung, Galaxy S5 sudah mulai dipasarkan di Indonesia dengan harga yang cukup tinggi, Rp 8,5 juta.
Banderol harga ini membuat konsumen bertanya-tanya, apa yang membuatnya begitu mahal? Perusahaan analitik IHS mempreteli komponen S5 dan mengungkap ongkos produksinya.
Banderol harga ini membuat konsumen bertanya-tanya, apa yang membuatnya begitu mahal? Perusahaan analitik IHS mempreteli komponen S5 dan mengungkap ongkos produksinya.
Seperti dikutip Recode, Selasa (15/4/2014), komponen termahal yang digunakan Samsung adalah layar 5,1 inci full HD materi Super AMOLED yang harga satuannya sekitar 63 dollar AS. Layar tersebut lebih murah 12 dollar AS dibanding komponen layar Galaxy S4 yang berukuran 5 inci.
Dari riset IHS tersebut, terungkap Samsung berusaha lebih memangkas ongkos produksi agar margin keuntungan Galaxy S5 bisa lebih tinggi dibanding S4. Komponen DRAM dan memori flash yang digunakan Galaxy S5 jika dikombinasikan bahkan hanya seharga 33 dollar AS.
"Kami melihat beberapa komponen yang didaur ulang, yang sebelumnya juga dipakai di perangkat Samsung lainnya," ujar Andrew Rassweiler, analis dari IHS. "Tidak ada terobosan atau komponen baru yang lebih canggih, Samsung hanya meneruskan apa yang sudah ada," imbuhnya.
Untuk sensor pemindai sidik jari yang digunakan Samsung, harganya ternyata juga lebih murah dibanding sensor yang digunakan oleh Apple untuk iPhone 5s-nya. Sensor sidik jari yang dipakai Samsung harganya hanya 4 dollar AS, sementara yang diusung iPhone mencapai 15 dollar AS.
Sementara itu, chip biosensor buatan Maxim yang digunakan Samsung untuk memonitor parameter kesehatan penggunanya, menambah ongkos produksi sebesar 1,45 dollar AS.
Menurut IHS, perkiraan harga seluruh komponen yang dipakai oleh Galaxy S5 adalah 256 dollar AS (sekitar Rp 3 juta).
Ini berarti Samsung mengambil margin kotor sebesar Rp 4,5 juta atau sekitar 52 persen, dengan asumsi harga Galaxy S5 di Indonesia, yaitu Rp 8,5 juta.
Menurut IHS, perkiraan harga seluruh komponen yang dipakai oleh Galaxy S5 adalah 256 dollar AS (sekitar Rp 3 juta).
Ini berarti Samsung mengambil margin kotor sebesar Rp 4,5 juta atau sekitar 52 persen, dengan asumsi harga Galaxy S5 di Indonesia, yaitu Rp 8,5 juta.
Jika total komponen dan biaya produksi yang dikeluarkan Samsung hanya Rp 3 juta, mengapa harga jualnya sangat tinggi?
IHS mengatakan, harga tersebut belum termasuk ongkos untuk riset dan pengembangan yang dikeluarkan Samsung, lisensi software, biaya distribusi, serta biaya pemasaran yang harus dikeluarkan Samsung.
IHS mengatakan, harga tersebut belum termasuk ongkos untuk riset dan pengembangan yang dikeluarkan Samsung, lisensi software, biaya distribusi, serta biaya pemasaran yang harus dikeluarkan Samsung.
Terima kasih telah membaca artikel tentang Galaxy S5 Dibongkar, Profit Samsung Terungkap di blog Its True jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.